Tuesday, March 13, 2007

Percakapan Sepasang Kekasih

"Kalau kita nikah nanti mau nggak tinggal di apartemen?" tanya seorang dara pada kekasihnya suatu malam. "Tidak perlu besar, tapi nyaman. Setidaknya tinggal jalan saja ke kantor. Bisa punya waktu luang lebih banyak untuk anak-anak"
"Tapi cicilannya mahal." jawab sang kekasih ogah-ogahan.
"Aku bisa mengambil cicilan dari kantor,"kata sang dara.

"Kalau tinggal di apartemen, kita tak bisa manggil tukang bakso yang lewat, tak bisa juga manggil tukang siomay, atau tukang loak, sayang," ujar sang kekasih yang tahu persis kebiasaan gadisnya yang suka beli fastfood.
"Kita tak perlu tukang bakso, abang becak, atau siapapun, kan kita hanya di rumah ketika malam, dan pagi harus berangkat lagi," ujar sang dara tak mau kalah.
"Di apartemen tak boleh pelihara ayam dan tak bisa bikin kolam ikan," kata kekasih yang memang sejak awal punya cita-cita jadi peternak ayam dan ikan.
"Tapi bisa lihat langit sore yang berwarna lembayung sambil minum teh hangat," desak sang dara.
"Di kampung juga bisa, tinggal naik ke atas genteng," kata sang kekasih enteng.
'Huh, kalo gitu ya udah, aku tinggal diapartemen kamu tinggal di perumahan," ujar sang gadis menutup pembicaraan.
"Oke, ya udah kalau gitu," jawab sang kekasih tak mau kalah.
Tulit tulit tulit
Suara telepon membuat si gadis terjaga dari tidurnya. Nyawanya masih belum sepenuhnya menyatu dengan raga ketika ia memandangi ruang kamarnya yang juga menjadi ruang kerjanya. Tak ada lembayung senja atau teh hangat, tak ada suara abang bakso memanggil-manggil. Tak ditemukannya juga ujud sang kekasih. Yang ada hanyalah seperangkat layar monitor yang masih menyala. Ia sendiri, dan memang harus sendiri.

3 comments:

Yona said...

wahh.. buncett... welcome to the blog's session.. bun.. ternyata kau berbakat juga jadi cerpenis.. terinspirasi sama mas can ya bun.. hiyakakakkaa....
btw lg.. sepertinya aku kenal dengan dara yg hobi makan fastfood dan kekasih yg pingin jadi peternak ayam ituw... wuakakakkaa...
miss u buncet!

L. Pralangga said...

hm.. cerita pendek yang menarik.. :) saya pilih yang jadi peternak ayam aja deh ...

wahyu nurdiyanto said...

hehe, aku pilih hidup di rumah biasa, bisa pelihara kambing ama ayam dan ikan